<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Kamis, 30 September 2010

Film "Laskar Pemimpi"


Jenis Film Comedy, Musical, Perang - Pemain Project Pop, Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan, Candil - Sutradara Monty Tiwa - Penulis Eric Tiwa, Monty Tiwa - Produser Chand Parwez Servia - Pt. Kharisma Starvision Plus.









PERJUANGAN UGAL-UGALAN DARI PAHLAWAN TERLUPAKAN


Dalam berbagai kesempatan Chand Parwez Servia dari Starvision menegaskan “membuat tontonan komedi keluarga yang cerdas, dengan pesan kemanusiaan, kekeluargaan dan cinta, jauh lebih sulit.” Apalagi komedi yang mencoba up to date dengan permasalahan sosial dan politis di masyarakat. “Fenomena yang sedang jadi buah bibir adalah tema ideal untuk tontonan komedi”, tambah Parwez. Aura positif adalah tujuan karya komedinya, seperti Si Kabayan Saba Kota, Glen Kemon Mudik, Get Married, The Tarix Jabrix, XL-Extra Large, Si Jago Merah, bahkan dalam Red CobeX menampilkan komedi yang ‘bhineka tunggal ika’. Kepedulian tentang disintegrasi, dan merosotnya nilai patriotisme mendorong untuk merealisasikan film komedi yang mempunyai latar belakang perang. Gayung bersambut, Project Pop yang tampil perdana dalam film, dan Monty Tiwa sebagai kreator dari gagasan ‘komedi perang’ ini akhirnya sepakat menciptakan LASKAR PEMIMPI. Film jenaka tentang jasa pahlawan yang sering terlupakan, diharapkan dapat menjadi hiburan patriotik dan menimbulkan rasa kebangsaan. Tentang peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dan keterlibatan laskar pejuang dalam mempertahankan eksistensi Republik Indonesia dari agresi Belanda ke 2 untuk menguasai tanah air, dengan mendompleng tentara Sekutu. Bagaimana upaya menguasai Yogyakarta selama 6 jam agar PBB dan dunia tahu bahwa Republik Indonesia telah merdeka dan ada, secara de facto.

Kisah patriotisme ternyata tidak selalu harus serius, karena sebenarnya kita semua bisa jadi pahlawan, dan membela negeri kita tercinta sebagaimana LASKAR PEMIMPI yang ugal-ugalan telah mencatatkan sejarah yang penting bagi Indonesia.


KISAH KEPAHLAWANAN DALAM KEMASAN KOMEDI MUSIKAL
Genre komedi adalah salah satu kekuatan PT Kharisma Starvision Plus dalam berkiprah di industri perfilman tanah air. Sejumlah film komedi sukses yang lekat di hati para pecinta film nasional telah dihasilkan rumah produksi yang lebih dikenal dengan Starvision ini. Pencapaian ini membuat Starvision makin terpacu untuk terus menerus menghadirkan karya-karya komedi baru dan segar.

Tekad ini dibuktikan melalui film komedi LASKAR PEMIMPI yang berlatarkan keberanian para pendiri bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua tahun 1948. Kisah pemuda-pemudi Indonesia yang berjuang tanpa pamrih dalam menegakkan Republik Indonesia yang masih muda usianya, menjadi inspirasi utama film ini. Pendekatan komedi untuk genre perang sebelumnya adalah film Naga Bonar yang legendaris.

Chand Parwez Servia selaku produser kembali bekerja sama dengan penulis dan sutradara Monty Tiwa untuk menyajikan kisah kepahlawanan dan perjuangan untuk generasi muda Indonesia. Keduanya yakin narasi komedi bisa menjadi metode yang ampuh untuk melestarikan semangat rela berkorban yang dimiliki para pendahulu kita.

Keyakinan ini membuat Chand Parwez Servia dan Monty Tiwa tak ragu menggaet Project Pop dan sejumlah aktor papan atas nasional untuk bersama-sama mewujudkan ide tersebut di layar lebar. Talenta-talenta perfilman nasional seperti Dwi Sasono, Marcell Siahaan, Candil, Gading Marten, Shanty, Masayu Anastasia, T. Rifnu Wikana serta Marwoto saling beradu akting dalam menceritakan kehidupan rakyat dan pejuang di Jawa Tengah menjelang peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Kerja keras mereka menjadikan LASKAR PEMIMPI sebuah kisah kepahlawanan yang mempertebal rasa kebangsaan melalui tawa, lagu dan haru.

LASKAR PEMIMPI tidak hanya menyajikan kisah kepahlawanan dan komedi seputar kehidupan rakyat dan pejuang Indonesia, film ini juga menampilkan gerak dan lagu dari Project Pop yang dipadukan dalam ceritanya. Tujuannya adalah agar pesan dalam film ini bisa disampaikan ringan dan menghibur. Sebab itu, tidak salah bila film LASKAR PEMIMPI persembahan Starvision dan Moviesta disebut sebagai renungan dan sekaligus perayaan atas semangat kepahlawanan yang dimiliki bangsa Indonesia.


BERJUANG UNTUK MENGHASILKAN LASKAR PEMIMPI
Sejak lama film perang sudah menjadi tontonan yang memikat imajinasi penikmat film di seluruh dunia. Generasi muda Indonesia yang tak sempat mengalami masa perjuangan merebut dan menegakkan kemerdekaan kini bisa melihat idola mereka mengisahkan heroisme para pendiri bangsa di layar lebar.

Bagi para artis pendukung LASKAR PEMIMPI seperti Yosi Project Pop yang bermain sebagai Toar, film ini merupakan perwujudan mimpinya untuk berperan dalam sebuah karya sinema berlatar perang. "Dari kecil saya slalu punya mimpi suatu saat main film perang dan menjadi pahlawan, ternyata sedetail itu mimpinya Tuhan wujudkan! For me its more than just a dream come true!"

Proses shooting LASKAR PEMIMPI sendiri menghadirkan pengalaman unik dan seru bagi aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Bisa dibayangkan tuntutan dan kondisi yang harus dilalui untuk membuat sebuah film perang yang komedis dan musikal tentu berbeda dalam berbagai aspeknya dengan film komedi maupun musikal lain.

Shanty yang berperan sebagai Wiwid mengaku baru sekali ini bekerja di tengah-tengah ledakan dan tembakan senapan. Belum lagi dalam beberapa adegan ia harus masuk keluar sawah hingga sekujur tubuhnya dikotori lumpur. Baginya LASKAR PEMIMPI merupakan sebuah film yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Marcell Siahaan yang mendapat kehormatan memerankan Letkol Soeharto merasa bangga atas kepercayaan yang diembannya untuk menghidupkan kembali sosok salah satu bapak bangsa dalam film ini. Ia berharap lewat film-film bertema perjuangan, penghargaan terhadap para pahlawan bisa tumbuh dan menyemangati generasi penerus untuk terus berjuang.

Dengan menampilkan sosok historis seperti Letkol Soeharto dalam LASKAR PEMIMPI Monty Tiwa berharap penggambaran situasi masa itu menjadi lengkap . Walaupun LASKAR PEMIMPI merupakan hasil imajinasi kreatif, Monty tidak ingin kisah kepahlawanan rakyat dan pejuang dalam film ini terpisah dari kejadian sebenarnya yang merupakan tonggak perjalanan bangsa Indonesia.

Demi menghasilkan sebuah karya yang menghibur Monty tak ragu merangkul deretan aktor drama maupun komedi yang sudah teruji kemampuannya. Kehadiran Project Pop dalam film layar lebar perdana mereka patut digarisbawahi karena oleh Monty Tiwa ciri khas dan bakat berparodi kelompok musik dari Bandung ini menjadi dasar untuk menentukan arah film ini.

Semua personil Project Pop bersama para aktor yang mendukung LASKAR PEMIMPI membawa pulang pengalaman yang berkesan dari proses shooting di Yogya, Magelang dan Semarang. Tika Panggabean yang bermain sebagai gadis desa bernama Sri Mulyani sempat terbawa suasana ketika harus melakoni sebuah adegan yang mempertemukannya dengan puluhan pemeran tentara KNIL. “…,di mana ada adegan perang kontak senjata dengan tentara Belanda, kami yang cuma beberapa orang harus melawan mereka yang puluhan jumlahnya, dan mereka semua merangsek maju ke arah kita! Sumpaaah, saat itu, takut beneran!” kenangnya.

Kualitas akting Tika dan teman-temannya dari Project Pop menuai pujian dari rekannya di film ini, Dwi Sasono. Sebagai aktor layar lebar dengan jam terbang tinggi, Dwi kagum pada penampilan Project Pop yang luar biasa. “…, fisik mereka kuat sekali walau pun sudah bukan remaja lagi.” Tegasnya.

Dwi mengaku merasa puas dengan scene-scene baku tembak dan penyergapan oleh tentara KNIL di mana ia terlibat. Kerja keras yang dilakukan oleh semua pihak membuatnya yakin LASKAR PEMIMPI mampu menghadirkan kembali jati diri tentang siapa bangsa ini sebenarnya.
CATATAN DARI PENDUKUNG FILM LASKAR PEMIMPI
"Saya bangga bekerja dgn orang-orang yang punya dedikasi tinggi terhadap karyanya. Terima kasih Starvision & Monty Tiwa atas kepercayaannya yg besar kepada saya utk memerankan seorang tokoh Bapak bangsa Indonesia yang saya kagumi.Terima kasih kepada seluruh aktor dan aktris pendukungnya. Teruslah membuat film-film bertemakan perjuangan supaya kita semua mampu menghargai pahlawan-pahlawan kita sendiri. Jangan berhenti berjuang. Hidup LASKAR PEMIMPI. MERDEKA!" Marcell Siahaan sebagai Letkol Soeharto.

Unpredictable -> film perang dalam bentuk musikal dan komedi  baru sekali ini dikenai ledakan bom, senapan, masuk sawah, bau lumpur sekujur tubuh! Sungguh satu pengalaman baru yg luar biasa. Harapan gw film ini bisa jadi genre baru film Indonesia karena packagingnya yang tidak biasa. Shanty sebagai Wiwid.

LASKAR PEMIMPI ini akan menjadi sebuah karya film yg luar biasa. Skripnya sangat kuat apalagi setelah digarap oleh Monty Tiwa. Film ini memberikan pesan moral yg sangat baik, patut ditonton oleh semua kalangan masyarakat, khususnya seluruh bangsa Indonesia. Saya sangat bersemangat dan menikmati sekali selama proses syuting film ini, karena ini adalah film yang saya tunggu-tunggu. Film yg menyajikan komedi, action sekaligus musical. Semua karakter dimainkan sangat pas, saya tidak menyangka kalau teman2 Project Pop ternyata bermain sangat luar biasa, sampai membuat perut saya sakit karena tertawa terus setiap hari. Saya akui fisik mereka kuat-kuat sekali walaupun umur mereka sudah hampir kepala 4 lho.. hihihi.. Scene favorit saya adalah saat adegan tembak2an penyergapan Belanda di sawah, saya sangat puas dengan hasilnya :) , thank you Starvision & Mas Monty. Harapan saya untuk film ini, bisa memberikan semangat untuk generasi muda agar jangan lupa siapa kita sebenarnya, kita adalah Indonesia yg satu...dan satu untuk Indonesia..MERDEKA ATAU MATI! Dwi Sasono sebagai Kopral Jono.

Kesan2 selama syuting seru banget...menyenangkan,walaupun aku ngak ikut kena bom2an atau lumpur hehe smuanya kekeluargaan. Harapannya semoga film ini meledak, disukai masyarakat karena yang pasti film ini sangat berbeda dari film-film lainnya. Buat aku pertama kali kerja bareng Starvision & Monty dalam film ini menyenangkan, orangnya suka becanda, jadi bikin suasana di lokasi atau set juga menyenangkan. Pemain yang lain asiiikk banget.. Masayu Anastasia sebagai Yayuk

"Dari kecil saya slalu punya mimpi suatu saat main film perang dan menjadi pahlawan, ternyata sedetail itu mimpinya Tuhan wujudkan haha! For me its more than just a dream come true!" Harapannya untuk film LASKAR PEMIMPI, belum pernah ada film di Indonesia yg seperti ini: perang (action), musikal, komedi tapi juga memberikan pesan yg serius! Harapannya kombinasi semuanya itu melahirkan suatu karya yg akan dibicarakan sepanjang masa. Yosi sebagai Toar.

Seperti mimpi yg jd nyata, Project Pop akhirnya punya film. Kerjasama pertama kali dalam film dengan Starvision, Jendral Monty Tiwa dan Laskar Moviestanya berbekaaas bgt! Cerita seru, lokasi keren, kinerja kru & sesama pemain luar biasa, nah gimana bisa lupa sama semua itu, yg ada saya rindu kronis terus sama saat2 syuting. Laskar Pemimpi, film ini lengkap bgt isinya, drama perjuangan, persahabatan beserta bumbu komedi dan musik yg ciamik. Semua orang kerja keras utk film ini, termasuk Pak Parwez dan laskar Starvision. Jadi wajar kalo film ini nantinya harus diganjar penonton yg buuaaanyak, karena mereka juga gak akan rugi nonton film ini. Harapan saya film ini bisa bertahan lama di bioskop2, yg nonton antriii seperti mereka maw nonton film2 holiwut. Dan yg nonton keluar dgn muka puas, senyum tapi juga mengusap mata yg berkaca2, itu berarti perjuangan ugal2an LASKAR PEMIMPI gak cuma mimpi belaka.. Dan semua orang bisa jadi pahlawan Merdekaaaaa!!!! Tika Panggabean sebagai Sri Mulyani.

Yang pasti 14 tahun lebih berkecimpung di ranah hiburan, panggung komedi, nyanyi, mc, dll, akhirnya kesempatan menghibur di layar lebar pun datang juga untuk Project Pop.. Kesempatan ini makin luar biasa ketika tawaran itu dtg dari Starvision dan seorang Monty Tiwa dan Moviesta, seorang sineas yg selalu 'ugal2an' dlm berkreasi dan eksplorasi, KLIK....! Berharap LASKAR PEMIMPI ini akan jadi ' sesuatu' krn inilah film pertama dgn genre, Drama komedi perang musikal! berharap dapet nominasi di Grammy Award!!! Lho itu musik ya hahaha, pokoke gak sabar liat hasilnya film Drama Komedi Perang Musikal pertama di Indonesia, bismilahirrahmanirrahim, makasi Pak Parwez, Starvision, Monty Tiwa dan Moviesta. Udjo sebagai Dimas.

“Monty meramu film LASKAR PEMIMPI ini tidak menjadi komedi yang absurd. Tapi film yang sangat manusiawi dan humanis, penuh semangat nasionalis tapi tidak berlebihan Sehingga film LASKAR PEMIMPI menjadi film yang akan selalu pas dinilai dari berbagai angle. Akan terlihat dramatis, kebanggaan, nasionalis, persaudaraan, komedi serta musikal yang selalu pas tidak berlebihan dan semua itu akan menghanyutkan emosi penonton serta mendapatkan sunggingan senyum dari penonton. Sebagai Pemain, berakting di film LASKAR PEMIMPI penuh tantangan yang mempermainkan emosi, dari emosi rendah sampai emosi tinggi (kayak emisi ya), sampai sekarang karakternya tidak hilang (muka hitam dan badan belang.. heheh). Semoga film LASKAR PEMIMPI ini diterima, menaikkan kadar nasionalis dari generasi muda dan menjadi genre alternatif untuk hiburan keluarga. Dan berharap akting dari Project Pop bisa diterima dengan baik (baik cacian, syukur- syukur pujian.. heheheh) Oon sebagai Oentje Sahuleka.

Pertama kali main film langsung film tembak-tembakan + bom-boman seru, seneng settingnya di Jogja-Magelang dan di desa-desa bikin hati adem. Film LASKAR PEMIMPI ini komplit, ada lucunya, ada lagunya, ada perang nya yang digarap serius. Semoga jadi film yang bisa menghibur keluarga Indonesia. Harapan, semoga film ini bisa menggugah masyarakat untuk menghargai jasa para Pahlawan dengan memperhatikan anak- cucu nya di masa sekarang… Gugum sebagai Tumino.

Dari awal baca script, reading, ampe shooting, serba "gado2" alias campur aduk, secara ini film pertama Project Pop maen bareng bareng, plus maennya sama pemaen pemaen film "beneran" semua, waduhh... Ya tegang, ya seru, ya bangga, ya semuanya lah... Begitu juga shootingnya, semuanya gabung jadi satu : seru, tegang, capek, dll, tapi overall sih, semuanya fun banget, karena Pak Director "ugal-ugalan" plus semua jajaran krunya & para pemaen laennya semuanya assseeekkkk!! Seru!!! Ada satu kesan yang gak akan pernah terlupakan, pas shootingnya, dimana ada adegan perang kontak senjata ama tentara Belanda, kita yang cuma berberapa orang lawan mereka yang puluhan orang, dan mereka semua merangsek maju ke arah kita! sumpaaah, itu takut beneran!! Kalo itu kejadian nyata mah, mendingan kabur deh, cari alesan sakit perut kek, mau les gitar kek atau apa lah, pokoknya kaburrr!!! Hahahahahhaa... Semoga bisa menghibur, disukai dan ditonton masyarakat. Film perang yang bener bener "niat" untuk setting tahun 1948, komedi juga, sedih juga, ada musikalnya lagi.. nah kaaannn... penasaran kaannn?? Samaaa, ni juga kita (pas nulis statement ini) penasaran banget, jadinya kayak apa... hehehehehehe... Odie sebagai Ahok.

Ini syuting yang menyenangkan mengingat pemeran utamanya (Project Pop) memang penuh keceriaan dan juga asyik karena melibatkan bule dan mesiu :) sepintas saya merasa kembali ke jaman dulu jaman saya waktu di ospek hahaha mudah2 film ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme dengan cara yang menghibur. Monty tiwa adalah sutradara yang humoris dan cukup efisien dalam mendirect. Kita diberikan kebebasan berimprofisasi tapi tetap konsisten pada alur dan tujuan cerita. Dan walaupun penuh dengan suasana bermain tapi beliau tidak mau main-main dalam masalah kualitas...semoga perfilman indonesia semakin maju dan berkembang dengan munculnya sutradara yang produktif dan berkualitas seperti Monty Tiwa. Candil sebagai Kapten Drajat.

Starvision dan Bang Monty punya keberanian untuk membuat terobosan dan punya kejelian serta perhitungan yang dibarengi kualitas penggarapan karyanya, harapannya semoga film ini jadi icon baru di kancah perfilman kita. Semoga!! Seneng karena suasananya dari Sutradara, pemain, crew, sampai PU itu cara kerjanya enak tapi enggak seenaknya. bercandanya bebas tapi sopan & selalu saling mengingatkan. Marwoto sebagai Mas Singo Menggolo.

Kesannya seperti pelangi penuh warna, bekerja sama dengan orang- orang jenius ini membuat shooting terasa menyenangkan, malahan terasa terlalu cepat berlalu. Monty, Sutradara kok ugal-ugalan, di dalam diri Monty yang penuh canda ternyata punya sisi nasionalis yang sangat luar biasa.. Selalu menyenangkan bekerja sama dengan Monty.. Saluteeee!!!! Bekerjasama dengan Project Pop sangat luar biasa, punya ide cemerlang buat film seperti ini. Ketemunya sama Monty, lengkap sudah dan mereka menambah hari hari ceria, Jenius! Dwi Sasono dan Rifnu Wikana, pemain watak!! Hahah.. asset perfilman Indonesia, berakting besama mereka memudahkan untuk bereksplor bersama. Shanty dan Masayu bukan sekedar pemanis, They’re really good talented Actress.. Harapannya mudah- mudahan film ini bisa menghibur masyarakat dan yang paling penting masyarakat ingat akan sejarah bangsa ini. Drama-komedi-perang-musical??? Belom pernah nonton film seperti itu??? So, Don’t miss it LASKAR PEMIMPI. Gading Marten sebagai Kapten Hadi

LASKAR PEMIMPI adalah sebuah karya yang menghadirkan tokoh-tokoh dan ceritera fiksi di tengah ceritera sejarah sebenarnya. Dalam film ini saya berperan sebagai Kapten Bowo yang mencoba membela negara bersama relawan-relawan tanah air yang lucu-lucu, karena Kapten Bowo sudah terlalu tegang diakibatkan situasi saat itu hahaha.. Pesan untuk penonton : ini adalah sebuah ceritera yang dapat membuat anda menangis dikarenakan tertawa dalam suka dan duka yang dihadirkan dalam ceritera hahahhaha.. T Rifnu Wikana sebagai Kapten Bowo

“Merdeka atau mati!” Monty Tiwa
Sinopsis
Laskar Pemimpi berkisah tentang sekelompok laskar pejuang amatir dengan latar belakang yang beragam. Mereka adalah Sri Mulyani (Tika Project Pop) gadis desa Maguwo yang lugu dan suka tidur, Udjo (Udjo Project Pop) keturunan ningrat yang manja, Tumino (Gugum Project Pop) peternak bebek dan Ahok (Odie Project Pop) seorang pedagang kecil keturunan Tionghoa. Mereka bergabung dalam pasukan gerilya pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) setelah menjadi korban Agresi Milliter Belanda II bulan Desember 1948.

Dalam pasukan gerilya yang bermarkas di desa Panjen itu Sri, Udjo, Tumino dan Ahok bertemu dengan Toar (Yosi Project Pop) gerilyawan asal Manado yang matanya rabun dan Kopral Jono (Dwi Sasono), playboy kelas teri yang pangkatnya sudah sering diturunkan oleh Kapten Hadi. Mereka ternyata ditakdirkan untuk berjuang bersama-sama sejak Letnan Kuyt yang memimpin sebuah regu pasukan KNIL menyerbu Panjen dan menawan Wiwid (Shanty) pacar Udjo, dan Yayuk (Masayu Anastasia) pacar Kopral Jono.

Kejadian tersebut membuat keenam gerilyawan itu bertekad untuk membebaskan Wiwid, Yayuk, dan ayah Sri yang ditawan, walau tidak mendapat restu dari pimpinan mereka. Maka, hanya dengan berbekal semangat dan informasi dari seorang prajurit KNIL yang sedang menderita gegar otak bernama Once (Oon Project Pop) mereka pun berangkat menuju markas Letnan Kuyt.

Setelah tiba di tujuan, kenekadan keenam gerilyawan itu ternyata tidak mampu menandingi Letnan Kuyt dan pasukannya. Belum-belum mereka sudah terpojok dan malah ikut tertawan bersama Wiwid dan Yayuk cs. Untungnya, segera datang bantuan dari Panjen yang dipimpin tangan kanan Kapten Hadi bernama Letnan Bowo (T Rifnu Wikana). Keenam gerilyawan dan para tawanan lain pun berhasil dibebaskan oleh Letnan Bowo dan pasukan laskar Panjennya.

Tentu saja Kapten Hadi marah besar atas ulah Kopral Jono dan teman-temannya itu. Mereka dianggap tidak disiplin dan membahayakan rencana penyerbuan besar-besaran atas Jogja yang tengah disiapkan oleh pimpinan tinggi TNI. Akibatnya, Sri, Udjo, Tumino, Ahok, Toar dan Kopral Jono dipecat dari ketentaraan secara tidak hormat. Bahkan Once yang telah membelot menjadi prajurit republik pun ditahan oleh Kapten Hadi.

Ternyata semangat berjuang yang berkobar dalam diri mereka belum padam. Kesempatan untuk membuktikan diri datang tak lama kemudian melalui peristiwa serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Walau sudah bukan prajurit resmi lagi, Kopral Jono dan anak buahnya diam-diam bergerak membantu pasukan TNI untuk menghadang pasukan bantuan KNIL yang sedang menuju Jogja. Seperti sebelumnya, mereka berangkat tanpa perencanaan yang matang dan kemampuan yang memadai. Namun, kali ini para pejuang itu sadar bahwa demi keberhasilan misi tersebut mereka harus siap berjuang mati-matian, untuk menghambat laju pasukan bantuan KNIL yang memiliki kekuatan berlipat-berlipat besarnya itu.
Cast & Crew

PROJECT POP
DWI SASONO
SHANTY
GADING MARTEN
T RIFNU WIKANA
MASAYU ANASTASIA
MARCELL SIAHAAN
CANDIL
DIMAS PROJOSUJADI
MARWOTO
MOCH ZAID ASSIDDIO



PRODUKSI PT. - KHARISMA STARVISION PLUS
SUTRADARA - MONTY TIWA
PRODUSER LINI - DD PUTRANTO, IKA MULIANA
KO-PRODUSER - SUMARSONO

EKSEKUTIF PRODUSER - FIAZ SERVIA, BUSTAL NAWAWI, REZA SERVIA
PRODUSER - CHAND PARWEZ SERVIA
DESAIN PRODUKSI - MONTY TIWA, SUMARSONO
PENATA BUSANA - SUMARYANTO
PENATA RIAS - TRIO GAGAK
CASTING - MOVIESTA TALENT MANAGEMENT
PENATA SUARA - KHIKMAWAN SANTOSA
PENATA KAMERA - ROLLIE MARKIANO
PENATA ARTISTIK - URIE CROW
SUPERVISI EDITING - CESA DAVID LUCKMANSYAH
EDITOR - MONTY TIWA, BENJAMIN W TUBALAWONY
PEREKAM SUARA - ADI MOLANA
PENATA MUSIK - GANDEN BRAMANTO, YOGI ARIFIANDY
SPESIAL EFEK - BARNAS WIJAYA
CERITA - MONTY TIWA
SKENARIO - ERIC TIWA, MONTY TIWA
DESAINER POSTER - MICHAEL TJU
FOTO POSTER  - REZHA PN



Beranda

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda