<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Jumat, 14 Oktober 2011

Ada Apa Dengan Sanitasi, Air Minum dan Higinitas di Negara Ini?

Wash Talk

At America Pacific Place Jakarta, 14 Oktober 2011 - Air dan sanitasi di Indonesia saat ini salah satu agenda prioritas pembangunan negara, menyadari bahaw Indonesia berada di belakang dalam target MDGs untuk sanitasi air dan akses. Belum lagi bahwa di antara negara-negara ASEAN, Indonesia masih tertinggal terkait jangkauan akses penduduk untuk kedua sektor. Malaysia memilik 100% cakupan akses air dan 96% cakupan sanitasi; Indonesia bahkan di bawah Filipina dan Kamboja.

Sampai saat ini tercatat 70 juta penduduk masih buang air besar sembarangam dan perilaku yang berkaitan dengan sanitasi; pengelolaan sampah padat dan penyaluran limbah rumah tangga belum disadari  sebagai salah satu pencemar utama air. Menurut sebuah studi tentang perilaku sanitasi oleh WSP, dilaporkan bahwa sanitasi tidak prioritas utama dalam kebutuhan orang, terutama di kalangan orang miskin, sehingga kurang ingin untuk memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik untuk kesehatan mereka. Pada kenyataannya, ini adalah salah satu faktor menga;a 80% dari air tanah tercemar. Air tanah masih banyak digunakan karena memang masih banyak yang belum terkoneksi dengan air perpipaan.

Ketika angka cakupan akses air minum dan sanitasi masih bermasalah, tentunya hal ini tidak bisa dianggap sepele lagi. Selama ini air dan snitasi dianggap sebagai urusan individu, tapi sekarang semua pihak harus turuntangan. Bagaimana Indonesia bisa sebersih Malaysia atau Singapura kalau pembangunan sector ini tidak didukung banyak pihak?

Integrasi antara masyarakat untuk permintaan layanan sanitasi dan air minum, kebijakan untuk mendukung penyediaan layanan dan meningkatkan kualitas penyedia layanan adalah kunci untuk mencapai sasaran pembangunan sanitasi. Indonesia sedang bergerak maju menuju arah ini. Tapi jika dikaitkan dengan luasan geografi dan banyaknya penduduk, urusan ini tidak akan mudah diselesaikan. Satu hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah melakukan perubahan untuk diri sendiri dan lingkungannya.

IUWASH (Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene), proyek bantuan dari USAID Indonesia, membantu mengkampanyekan isu ini bagi pencapaian target MDG untuk akses air minum dan sanitasi di Indonesia. Berteptatan dengan peringatan 50th USAID di bulan Oktober, tantangan pembangunan ari menum dan sanitasi di Indoensia disampaikan kepada remaja, sebagai agen perubahan yang berpotensi mendukung pembangunan sektor ini.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda