Keamanan Mainan Anak, Tanggungjawab Siapa?
InfoGaya Jakarta, 27 November 2013 – Mainan yang menggunakan bahan berbahaya dan tidak aman masih marak beredar, mengancam keselamatan dan keamanan anak-anak Indonesia. Untuk itu diperlukan sebuah standar keamanan mainan anak yang tidak saja melindungi anak Indonesia tetapi juga mendukung keberlangsungan usaha industri dalam negeri maupun importir selaku pelaku industri. Kolaborasi yang sinergis diantara para pemangku kepentingan ini dapat memperluas akses konsumen terhadap mainan anak yang berkualitas, sekaligus mengikis peredaran mainan yang tidak aman. Hal ini terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia (AIMI), hari ini di Alam Sutra.
Hasil uji lab independen yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 2011 terhadap mainan yang beredar di pasar tradisional (non-retail modern) menunjukkan adanya kandungan logam yang bervariasi dengan nilai tertinggi untuk logam plumbum, hidrargirum, cromiun dan cadmium.
“Indonesia akan segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mainan di bulan April 2014,” ujar Tony Sinambela, Kepala Pusat Standardisasi, Kementerian Perindustrian Indonesia. “Kriteria mainan aman menurut SNI adalah tidak boleh memiliki tepi tajam serta tidak boleh mengandung bahan yang dikategorikan berbahaya. Selain itu, mainan anak yang terdiri dari banyak bagian harus disertai petunjuk jelas untuk memainkannya,” sambung Tony Sinambela.
Ketua Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Anak Indonesia, Eko Wibowo memperkirakan ada banyak sekali mainan anak yang tidak aman yang masuk ke Indonesia saat ini. “Sayangnya, tidak semua mainan itu memenuhi standar dan banyak juga yang masuk ke Indonesia tidak secara resmi. Semua anggota Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia, AIMI berkomitmen untuk menggalakkan pemahaman masyarakat tentang mainan anak yang aman, berkualitas dan mendidik.”
Keberhasilan program edukasi mengenai keamanan mainan anak bertumpu pada partisipasi segenap pemangku kepentingan yaitu pemerintah sebagai regulator, produsen dan impotir yang memastikan bahwa mainan yang sampai di tangan konsumen sesuai standar keamanan, serta tak kalah penting adalah peran orang tua. Orang tua diharapkan lebih jeli dalam membeli mainan anak. “Jangan memilih mainan semata karena harganya yang murah. Yang lebih penting adalah memilih mainan sesuai usia anak, tidak terpengaruh iklan, membiasakan membaca label, serta mengajak anak mencuci tangan setelah bermain,” tegas Tulus Abadi, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
AIMI menjabarkan ciri-ciri mainan aman sebagai berikut: 1) Pada kemasan tertulis peringatan mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mainan tersebut, seperti “Bahaya tertelan untuk bagian yang terkecil”; 2) Pada kemasan tertera informasi mengenai usia anak yang cocok (batas minimum dan maksimum usia) untuk dapat memainkan mainan tersebut; 3) Dalam beberapa produk, pada kemasannya juga dicantumkan simbol-simbol standardisasi internasional, seperti EN71, CE, ASTM dan sebagainya; dan 4) Pada kemasan juga tertulis produsen mainan tersebut, lengkap dengan informasi alamat dan nomor telepon layanan pelanggan.
Secara fisik memang tidak mudah menentukan apakah suatu mainan itu aman. Indikasi awal dapat dilihat dari apakah ada bagian-bagian yang tajam atau kecil dan mudah terlepas karena dikhawatirkan bisa melukai dan tertelan oleh anak. Cat yang berwarna sangat cerah biasanya banyak mengandung timbal sehingga ada resiko melebihi batasan maksimal. Selain itu, apabila catnya mudah terlepas atau membekas di tangan, maka sangat berbahaya untuk dimainkan oleh balita yang masih suka memasukkan benda atau tangan ke dalam mulut.
AIMI menghimbau seluruh pihak untuk melindungi anak-anak dari mainan berbahaya dengan melibatkan produsen, distributor, pemerintah, lembaga-lembaga pengawas dan orang tua.
Tentang Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia
Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia atau disingkat AIMI beranggotakan 12 perusahaan importir dan distributor mainan. Masing-masing anggota AIMI tersebut adalah PT HERO INTIPUTRA, PT MITRA SARANA PURNAMA, PT MITRA ADIPERKASA, PT INDOPASSION, PT TOYS GAMES INDONESIA, PT AGATHA PROMAR, PT ALJ TRADING INDONESIA, PT NEWBOY INDONESIA, PT EMWAY GLOBALINDO, PT KAWAN-KAWAN CEMERLANG, PT MULTITREND INDO, PT DUFIA INDONESIA.
Label: aimi, mainan anak, sni, ylki
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda