<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 21 Februari 2011

Jero Wacik: Pajak Film Menjadi Nol Persen











Gedung Sapta Pesona Lantai 16 Jakarta. 20 Februari 2011 - Menteri Budaya Pariwisata, Jero Wacik mengatakan banyaknya perhatian masyarakat terhadap perfilman, adalah bukti masyarakat Indonesia sangat peduli. Saat ini, kata Menteri Jero, pajak perfilman baik nasional maupun maupun film impor sedang dibahas.

Pemerintah berjanji segera menyelesaikan masalah pajak perfilman "Paling lambat, bulan depan selesai, Kalau perlu, saat hari film nasional 30 Maret sudah selesai, jadi pas momentumnya," ujar Jero Wacik di kantornya Minggu malam, 20 Februari 2011.

Terkait dengan ditariknya beberapa film impor oleh pihak MPA (Asosiasi Importir Film Indonesia/Bioskop 21) karena ketentuan itu tidak lazim di negara manapun di dunia ini, maka MPA sebagai Asosiasi Produser Film Amerika memutuskan selama ketentuan "Bea Masuk Untuk Hak Distribusi yang tidak lazim dan tidak perna ada dalam praktek bisnis film di seluruh Dunia!" demikian ujar Frank S. Rittman. Vice President, Deputy Managing Director. & Regional Policy Officer. Asia-Pacific dari Motion Picture Association berkaitan tentang film import.

Frank memulai mengeluarkan komentar sesaat setelah pemutaran film Black Swan kepada media di Djakarta Theater Kamis siang, 17 Februari 2011. Dan semenjak saat itu masyarakat mulai gunjang-gujnjing tentang film import. Ucapan Frank dibuktikan saat esok harinya tidak ada film yang coming soon di bioskop tidak terpangpang billboar film barat, yang tersisa adalah film lokal seperti Rumah Tanpa Jendela, POcong Ngesot, Tebus dan Cewek Saweran.

Rencananya, Jero Wacik menuturkan, nanti untuk pajak film nasional (pajak PPN) akan dinolpersenkan. Begitu juga pajak barang-barang yang diimpor untuk film nasionbal. "Cuma masalahnya ini belum selesai dibahas, baru sedang digarap," ujarnya.

Mengenai pajak film impor yang sedang diributkan, Jero Wacik mengaku saat ini, Dirjen Pajak, Bea Cukai, Dirjen Seni dan Budaya sedang bekerjal. Tentunya, dengan mendengar masukan dari importir film, produser, dan sutradara mengenai besaran pajaknya.

"Saya sudah bicara dengan Bea Cukai, Plt Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro, bulan depan harus beres. SK-nya keluar, sehingga tenang semua, jadi tidak usah khawatir," kata Jero Wacik.

Jero Wacik juga mengakui, masalah pajak film nasional mudah untuk diputuskan, bila ada political will dari presiden untuk me-nol-kan pajaknya. "Cepat itu prosesnya."

Soal pajak film impor, Rabu mendatang Jero Wacik akan mengundang importir film, untuk mendengar masukan mereka. "Apa yang bisa membuat mereka bergairah, membuka gedung bioskop lagi, dan pajaknya bagaimana," ujarnya.

Menteri juga berjanji, soal pajak film nasional dan pajak film impor akan dimumkan dalam satu paket. "Saya akan tangani segera secepat mungkin," ujar Jero Wacik.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda