<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Kamis, 19 Agustus 2010

Darah Garuda Sekuel Epik Merah Putih



DARAH GARUDA: MERAH PUTIH II
SERENTAK DI BIOSKOP 8 SEPTEMBER

Sekuel Epik Perang Peraih Penghargaan dan Pencetak Box Office 2009
Mengetengahkan Kisah Kelahiran Indonesia pada Dunia
Melalui Proyek Film Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia

Laga Mendebarkan, Drama, Romansa dan Intrik
Menyatukan Pekerja Film Terbaik Indonesia dan Efek Khusus Hollywood
Untuk Menginspirasi Generasi Baru Selama Idul Fitri

Jakarta, 19 Agustus 2010
“Dengan kesuksesan MERAH PUTIH, sensasi pembuat rekor box office yang ditonton jutaan penonton di bioskop dan sudah laku terjual di lebih dari 10 negara di dunia, dengan bangga kami persembahkan film kedua dari Trilogi Merdeka, DARAH GARUDA: MERAH PUTIH II,” ujar Hashim Djojohadikusumo selaku produser eksekutif. Perusahaannya, PT Media Desa Indonesia, memproduksi film epik perang bertabur bintang ini bersama Margate House Films, sebuah rumah produksi internasional yang dimiliki oleh orang Amerika, Rob Allyn. Bersama, mereka menyatukan bakat-bakat terbaik dalam perfilman Indonesia dengan ahli film perang dan efek khusus dari Hollywood untuk membuat proyek film terbesar dalam sejarah Indonesia.

“Setahun terakhir ini, bersamaan dengan perjalanan MERAH PUTIH dari sukses meraih box office dan penghargaan di dalam negeri sampai berbagai festival dan pasar film internasional di Los Angeles, Cannes, Pusan, Berlin, Hong Kong, Amsterdam, Sydney dan Moscow, kami sangat senang dan terhormat akan reaksi penonton yang luar biasa besar dan antusias terhadap kisah penting tentang pengorbanan para pahlawan demi persatuan, toleransi beragama, dan kemerdekaan,” imbuh Hashim. “Berdasar pada tanggapan positif tersebut, dengan bahagia kami persembahkan DARAH GARUDA yang dirilis di bioskop mulai 8 September untuk merayakan liburan Idul Fitri, waktu dimana seluruh keluarga di seantero Indonesia berkumpul untuk merayakan hari yang bahagia.”

Sejak Juli lalu, ketika 200 trailer dari sekuel kedua Trilogi Merdeka ini diputar di bioskop-bioskop, epik perang ini telah menjadi salah satu film paling ditunggu pada 2010, yang kisahnya berlanjut ke skala yang lebih besar baik di darat, laut, dan udara dengan adegan-adegan laga yang lebih besar, konflik dramatis yang lebih dalam, intrik dengan kejutan tak terduga, pengkhianatan, dan spionase. DARAH GARUDA: MERAH PUTIH II juga memfokuskan pada peran perempuan, anak dan Belanda pada masa Revolusi lewat para aktor kawakan Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, T. Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Astri Nurdin dan Rudy Wowor diikuti juga oleh Atiqah Hashiholan, Ario Bayu, Alex Komang dan bintang anak Aldy Zulfikar.

“Kami memilih saat Idul Fitri untuk merilis film ini karena liburan ini merupakan momen dimana keluarga berkumpul dan film kedua ini sungguhlah tepat untuk berbagi bersama di antara generasi berbeda dalam keluarga Indonesia,” jelas Hashim. “DARAH GARUDA memperlihatkan bagaimana semua orang dari usia, jender, agama, kelas sosial dan etnis berbeda justru bersatu – perempuan dan anak-anak, tua dan muda, Muslim dan Kristen, Hindu maupun agama lain dan berbagai suku, mengorbankan semuanya bukan demi uang tapi untuk kemerdekaan. Film ini menyampaikan pesan-pesan toleransi, saling menghargai, kebersamaan, saling tolong-- nilai-nilai dasar untuk karakter bangsa yang dimulai dari keluarga.”

“Indonesia telah memberikan contoh yang luar biasa kepada dunia dengan nilai-nilai tersebut sejak kelahiran bangsa ini, namun kisah ini tidak terlalu dikenal dari yang seharusnya,” imbuh produser eksekutif dan penulis skenario, Rob Allyn. “Tujuan kami adalah untuk berbagi cerita tentang kemerdekaan, pengorbanan, persatuan dan toleransi baik bagi generasi Indonesia saat bersama keluarga, maupun untuk di luar negeri yang telah merespon dengan positif lewat film pertama MERAH PUTIH.”

DARAH GARUDA mengikuti sebuah kelompok heroik para kadet yang menjadi tentara gerilya pada tahun 1947 yang dipotret dengan brilian oleh aktor-aktor berbakat papan atas Indonesia (Donny Alamsyah, nominator Aktor Terbaik untuk film MERAH PUTIH pada Festival Film Bandung 2010, T. Rifnu Wikana, Lukman Sardi, dan Darius Sinathrya).

Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda demi menyelamatkan para perempan yang mereka cintai, dimainkan oleh para aktris muda berbakat yang profesional (Rahayu Saraswati, peraih Aktris Terbaik pada Bali International Film Festival 2009 untuk film MERAH PUTIH; Astri Nurdin, dan Atiqah Hasiholan).

Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Kelompok gerilya ini menembus dalam ke Jawa Barat, dimana mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelejen Belanda (dimainkan oleh Alex Komang sebagai Kyai, Ario Bayu sebagai gerilya tangguh Sersan Yanto, Atiqah Hasiholan sebagai wanita penghibur yang trauma Lastri, Rudy Wowor sebagai Mayor Belanda Van Gaartner dan memperkenalkan Aldy Zulfikar sebagai tentara anak Budi).

Dikepung oleh musuh yang mengelilingi, baik musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan ini harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang melawan intrik, perkelahian jarak dekat, pengkhianatan dan kekuasaan luar biasa sebuah maha kekaisaran Eropa, demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan.

Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, DARAH GARUDA memasangkan keahlian sinematik dari Penata Sinematografi terhandal di Indonesia, Yadi Sugandi (LASKAR PELANGI, UNDER THE TREE, THE PHOTOGRAPH) dengan kekuatan penyutradaraan dinamis dari bintang baru Conor Allyn, yang keahlian berceritanya sebagi penulis dan produser trilogi MERAH PUTIH memadukan drama dan laga dalam cara bertutur gaya gerak memancang. Bersama, Yadi Sugandi dan Conor Allyn berhasil menyutradarai sebuah saga peperangan yang hidup dengan alur cepat di darat, laut, dan udara, yang merupakan film epik terbesar dan paling profesional dalam sejarah bangsa, penuh dengan laga, ketegangan, kejutan dan kelokan, intrik, romansa, humor dan penampilan dramatis oleh para pemain yang mempesona dari bakat terbaik perfilman Asia Tenggara.

Dibesut dalam format 35-milimeter berdurasi 100 menit, DARAH GARUDA menampilkan adegan-adegan action memukau yang melibatkan ahli perfilman internasional terbaik dalam bidang efek khusus dan tata teknis lain yang berpengalaman di perfilman Hollywood. Sebagian, seperti Koordinator Efek Khusus Adam Howarth (SAVING PRIVATE RYAN, BLACKHAWK DOWN) dan Ahli Persenjataan John Bowring (THE MATRIX, THE THIN RED LINE, AUSTRALIA, WOLVERINE), adalah para veteran di film MERAH PUTIH. Dengan tim penyutradaraan baru Yadi Sugandi dan Conor Allyn, DARAH GARUDA dan film ketiga yang nanti akan muncul dari trilogi ini, HATI MERDEKA, membawa ahli-ahli lain seperti Nominator Piala Oscar untuk Tata Rias dan Prostetik Conor O’Sullivan (THE DARK KNIGHT, SAVING PRIVATE RYAN, BRAVEHEART), Koordinator Laga Scott McLean (THE MATRIX, THE PACIFIC-sekuel terbaru dari Steven Spielberg/Tom Hanks BAND OF BROTHERS), Asisten Sutradara Andy Howard (FROM HELL, WANTED, HELLBOY) dan Teknisi Ahli Efek Khusus Graham Riddell (ROBIN HOOD, BATMAN BEGINS, STAR WARS I, BAND OF BROTHERS, KINGDOM OF HEAVEN).

Disunting oleh penyunting gambar terbaik Indonesia Sastha Sunu dengan musik oleh komposer peraih penghargaan Thoersi Argeswara yang musiknya dimainkan oleh Beijing Philharmonic Orchestra, DARAH GARUDA menampilkan sebuah ensemble cast jajaran para bintang: Donny Alamsyah (FIKSI, 9 NAGA, GIE), Rahayu Saraswati (MERAH PUTIH), T. Rifnu Wikana (KADO HARI JADI, LASKAR PELANGI), Lukman Sardi (QUICKIE EXPRESS, GIE), Astri Nurdin (MERAH PUTIH, SEHIDUP TAK SEMATI), Darius Sinathrya (UNGU VIOLET, D’BIJIS, NAGA BONAR JADI 2), Atiqah Hasiholan (JAMILA DAN SANG PRESIDEN, RUMA MAIDA), Ario Bayu (LASKAR PELANGI, PINTU TERLARANG), Rudy Wowor (MERAH PUTIH, QUICKIE EXPRESS), Alex Komang (LASKAR PELANGI, PACAR KETINGGALAN KERETA) dan memperkenalkan aktor cilik Aldy Zulfikar.

Digawangi oleh para pembuat film profesional Indonesia dan Hollywood yang terkenal dengan film-film perangnya, dan mengkombinasikannya dengan jajaran aktor dan kru yang mumpuni ditambah saran-saran teknis dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), yang telah menjadi penasehat teknis dan historis untuk Trilogi Merdeka, DARAH GARUDA mengingatkan untuk membangkitkan kembali spirit perjuangan dan nasionalisme yang sekarang ini mulai pudar. “Film ini adalah pengingat tentang bagaimana para pendiri bangsa berjuang dengan gagah berani demi persatuan dan kemerdekaan negara kita terlepas dari berbagai perbedaan agama, etnis, kelas sosial dan budaya,” kata Hashim, yang kehilangan dua pamannya pada saat perang ketika mereka terbunuh di Lengkong, Tangerang, Jawa Barat pada 1946, dan ayahnya Sumitro Djojohadikusumo adalah salah satu Bapak Bangsa. “Tujuan kami adalah untuk menghibur penonton dengan sebuah film yang mengkombinasikan laga, drama, humor, kisah cinta, tragedi kemanusiaan dan cerita kehidupan pribadi yang kuat, sehingga kita dapat menginspirasi seluruh generasi baru dengan spirit generasi sebelum kita yang telah berjuang dan berkorban demi kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati sekarang ini.”

Beranda

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda