<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 23 Mei 2011

Serial Animasi Didi Tikus


Serial Animasi Didi Tikus
Sebuah Animasi Asli Indonesia - Persembahan Pixel Efekt


 

“Tikus Pertama di Indonesia yang bisa bicara”

Blooming Fx Mall Sudirman Jakarta, 19 Mei 2011 - Di tengah membanjirnya produk-produk animasi dari luar yang masuk dan tersaji dalam jagad tontonan di Indonesia, kini hadir sebuah serial animasi asli Indonesia yang akan mengajak anakanak untuk menggeluti dan membangkitkan rasa ke-Indonesia-an.

Serial Animasi Didi Tikus adalah sebuah serial tv untuk keluarga yang mengetengahkan nilai-nilai
persahabatan, kesetiakawanan, dan keriangan dunia anak-anak -- melalui cara-cara sederhana seperti, kegiatan dan peristiwa sehari-hari, dialog yang ringan, cerdas tapi tetap berkadar humor tinggi, dan lekak-lekuk dinamika lingkungan tempat anak-anak itu hidup dan berinteraksi.

Berbeda dengan serial-serial tv yang pernah ada di Indonesia, Serial Animasi Didi Tikus
digarap dengan teknik live-action yang digabungkan dengan Animasi Komputer 3D untuk karakter tokoh Didi Tikus-nya.

Adalah Pixel Efekt, sebuah rumah produksi yang mengkhususkan Animasi Komputer 3D, yang menggawangi produksi serial Serial Animasi Didi Tikus ini. Bermodalkan pengalaman 15 tahun dalam dunia animasi 3D, Pixel Efekt mampu membuat desain produksi yang mensinkronkan antara tuntutan kualitas dan biaya produksi, sehingga serial ini bisa direalisasikan dan tersaji menarik bagi anak-anak Indonesia.

Dari serial Didi Tikus inilah, untuk pertamakalinya Indonesia memiliki seekor tikus yang bisa
bicara.

Serial Animasi Didi Tikus ini dipersembahkan kepada seluruh anak-anak Indonesia agar
mereka tetap berada dalam semangat dan ceria dunia kanak-kanak mereka.

Format Serial
Untuk mengisi jagad tontonan televisi Indonesia, karakter Didi Tikus direncanakan muncul
dalam beberapa format:
1. Petualangan Didi Tikus (format 1 jam)
2. Aksi Didi Tikus (format 7 menit)
3. Jejak Didi Tikus (TV Magazine, 30 menit)

Tim Produksi
Chandra Endroputro (Production Designer & Sutradara)
Berkecimpung di dunia animasi 3D sejak tahun 1992, ia adalah sutradara yang sangat mencintai dunia anak-anak dan fiksi ilmiah. Film pertamanya, Janus Prajurit Terakhir (2003) yang merupakan film animasi layar lebar pertama Indonesia, adalah film anak-anak yang ber-genre fiksi ilmiah. Ia juga kemudian terlibat sebagai sutradara dalam serial TV ‘Jalan Sesama’, sebuah serial ‘Sesame Street’ yang diproduksi untuk Indonesia.

Tahun 2010, ia bersama rekan-rekannya yang terlibat dalam produksi film ‘Janus Prajurit Terakhir’ kemudian mencetuskan ide membuat Serial Animasi Didi Tikus.

Juanito C Djamal (Eksekutif Producer & Technical Advisor)
Pria yang biasa disapa ‘Toa’ ini, berkecimpung di dunia animasi kompter 3D sejak tahun 1991, selama itu ia lebih banyak bertindak sebagai Technical Advisor dalam produksi animasi 3D, dan sesekali memproduseri berbagai produksi iklan dan video profile. Pengalamanan yang luar biasa ini inilah yang menjadikan produksi serial animasi Didi Tikus berjalan lancar dan terjaga.

Lucky Nugroho (Producer Post-Pro & Studio Head)
Lucky menggeluti dunia animasi sejak tahun 1993 dan bergabung dengan Pixel Efekt sejak dari awal-awal berdiri di tahun 1995. Setelah malang melintang di bebebapa Post-Production, ia kembali bergabung dalam produksi Didi Tikus. Pengalamannya yang segudang sebagai animator, dan kemampuan manajerialnya yang baik menjadikan produksi animasi Didi Tikus terkendali dengan baik.

Taufik Arif Denin (Produser Pelaksana)
Bertindak sebagai Produser Pelaksana, Taufik Arif telah bekerja sama dengan Chandra Endroputro sejak tahun 1996 di berbagai produksi audio-visual. Ia bolehlah disebut sebagai otak dan urat nadi produksi Serial Animasi Didi Tikus. Berkat tangan dinginnya ini produksi serial ini bisa tersaji di masyarakat. Berkecimpung di dunia televisi sejak awal tahun 1990-an, berbagai produksi program TV telah ditanganinya. Salah satunya
adalah program ‘Penghuni Terakhir’ yang sempat menjadi buah bibir di tahun 2000-an. Pengalamannya inilah yang membuat ia mampu mengatasi produksi serumit apapun.

Isa Anshori (Desain Karakter)
Pria lajang ini adalah yang mendesain karakter tokoh Didi Tikus. Lulusan ISI Jogyakarta ini sebelumnya seringkali terlibat sebagai kreatif pada berbagai produksi. Selain menggarap desain karakter, profesi utamanya adalah penggambar ilustrasi dan komik. Ia terlibat dalam produksi film animasi pertama Indonesia: Janus Prajurit Terakhir, dimana ia terlibat juga sebagai Character Designer.

Daniel ‘Dodo’ Widodo (Animation Supervisor)
Sejak menekuni dunia animasi komputer di tahun 1991, animator penggemar video games ini telah memperlihatkan bakatnya yang brilian dalam pengembangan kreatif animasi dan spesial digital effects . Kemampuan Dodo menyerap pemikiran sutradara dan kebutuhan serta keutuhan produksi telah menghasilkan berbagai karya animasi yang kita nikmati di layar kaca. Sunsilk, Pepsodent, dan Lifebuoy hanyalah 3 (tiga) diantara banyak lainnya yang berbentuk iklan full-animation . Pria yang pernah mengecap pendidikan di Arsitektur ITB ini merupakan salah satu pionir animasi 3D di Indonesia. Salah satu masterpiece-nya adalah film layar lebar JANUS: PRAJURIT TERAKHIR. Sebuah film layar lebar animasi Indonesia pertama dimana ia terlibat sebagai Head Animator.

Agus Wibowo (Head Animator)
Sempat mengenyam studi robotika di Universitas Bina Nusantara, pria ramah ini lalu mengambil kuliah animasi di Digital Studio. Lulus tahun 2005, ia lalu sempat bekerja di sebuah studio animasi di Batam. Kini ia bergabung di Piexel Efekt dan menjadi animator andalan dalam produksi Serial Didi Tikus. Selain kepiawaian dalam animasi, kemampuan manajerialnya yang baik menjadikan ia menduduki posisi Head Animator

Tirza Angelica (Senior Animator)
Wanita yang akrab dipanggil Zaza ini telah menekuni dunia animasi sejak tahun 1998, dimana ia memulai kuliah animasi di Malaysia. Lulus tahun 2001, ia melanjutkan kuliah animasi di Canada. Setelah lulus tahun 2003, wanita ramah ini malang melintang di berbagai animation house ternama, baik di tanah air maupun di luar negeri. Kini ia bergabung dengan produksi serial animasi Didi Tikus. Etos kerjanya yang luar biasa, dan
sikapnya perfeksionis, sangat membantu capaian kualitas prima animasi Didi Tikus.

Deddy Wirawan (Senior Animator)
Pria yang hobi main basket dan gadgeter ini sangat antusias bila menggarap adegan action dalam animasi. Lulus sekolah animasi di Digital Studio tahun 2009, ia langsung bekerja di studio animasi di Batam. Pengalaman dan bakatnya yang luar biasa ini membawanya kini terlibat dalam produksi Serial Animasi Didi Tikus.

Rudi Siswoyo (Senior Animator)
Meski menuntut ilmu Teknik Informatika di Unikom Bandung, pria yang akrab dipanggil Cekling ini justru memilih karirnya di bidang animasi yang ia pelajari secara otodidak. Pilihan ini tidak salah, karena kini ia adalah animator handal dalam Serial Animasi Didi Tikus. Kesukaannya kepada jenis animasi kartuni, menjadikan Didi Tikus tampil lucu dan menggemaskan.

Silvi Lim (Senior Compositor)
Ia memiliki bakat luar biasa di dunia animasi. Lulus kuliah animasi di Lasalle College Singapura, tahun 2009, di usianya yang masih relatif muda ia sudah memegang tanggung jawab besar sebagai compositor di serial Didi Tikus ini. Kegigihan dan selalu ingin melakukan yang terbaik, menjadikan kualitas penggabungan animasi Didi Tikus dan liveshot tampak menjadi begitu nyatanya di tangan gadis yang punya hobi menggambar ini.

Pemeran Utama.

Tesar Wardhana (Didi Tikus)
Sebelum ini Tesar adalah Head Puppeteer dalam serial ‘Jalan Sesama’. Ia juga yang memainkan boneka Momon dan Agen Rahasia 123 dalam serial tsb. Saat serial Jalan Sesama memunculkan tokoh Elmo yang legendaris itu, Tesar terpilih sebagai pemainnya. Dalam serial Petualangan Didi Tikus ini, Tesar tidak saja mengisi suara Didi Tikus, tetapi juga memainkan boneka panduan Didi Tikus selama shooting. Ini adalah pengalaman pertamanya shooting di luar studio. Maklum selama produksi Jalan sesama, ia lebih banyak
memainkan boneka di dalam studio.

Dandy Rainaldy (sebagai Didin)
Dandi terpilih sebagai pemeran Didin karena aktingnya yang natural. Secara kebetulan ia bersuku sunda sesuai dengan tokoh abah yang juga bersuku sunda. Dalam serial ini Dandi memerankan tokoh Didin yang berusia 10 tahun, meski kenyataannya Dandi sudah berusia 12 tahun. Berkat bakatnya yang luar biasa, peran itu bisa dijalankan dengan baik.

Lifa Albar (sebagai Endah)
Gadis cilik ini terpiih sebagai peran Endah karena pembawaannya yang lugu. Selama shooting ia selalu punya ritual khusus. Bila ia pulang duluan, ia akan berseru “daaaaaaa!!!’ dengan nyaring dari dalam mobilnya kepada seluruh kru.

Nuel (sebagai Iyan)
Sesungguhnya ia adalah bocah yang besar di Bogor. Bakatnya yang luar biasa menjadikann ia tidak menemui kesulitan ketika harus berlogat Sumatera Utara saat memerankan tokoh Iyan.

Kikies (sebagai Idan)
Kikies memerankan tokoh Idan yang kocak. Kebetulan pada dasarnya ia adalah bocah kocak, sehingga peran itu tidak sulit dimainkannya. Bersama dengan Patur, selama shooting mereka adalah dua anak yang sangat kreatif mengolah adegan demi adegan. Sehingga scene-scene mereka tampil begitu segarnya

Patur (sebagai Randu)
Patur memerankan tokoh Randu yang juga kocak seperti Idan. Disini Randu berusia 12 tahun. Meski Patur sendiri berusia 15 tahun, tapi didukung tubuhnya yang mungil serta bakatnya yang menganggumkan, tokoh Randu ini bisa dimainkannya dengan baik. Bersama Kikies, ia juga sangat kreatif mengolah adegan demi adegan sehingga scene-scene mereka menjadi begitu memikat.

Iyang Dharmawan (sebagai Abah)
Salah satu pentolan Project-P ini telah bekerja sama dengan Chandra Endroputro dalam produksi film ‘Kejar Jakarta’. Selain sibuk sebagai tim kreatif dalam Project-P, Iyang juga kerap tampil dalam beberapa produksi sinetron dan program TV. Kedalaman karakter yang ia mainkan dan pengalaman komedinya yang luarbiasa, menjadikann tokoh Abah tampil begitu memikat.

Ranty Purnamasari (sebagai Ibu)
Artis yang sedang naik daun ini wajahnya sering kita lihat di layarkaca, baik sebagai bintang iklan atapun pemain sinetron. Aktingnya yang sangat natural menjadikan sangat cocok memerankan tokoh ibu Didin.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda