<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Selasa, 17 Mei 2011

Pameran Seni Kontemporer DYSFASHIONAL #6 Jakarta














Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur Jakarta, 7 Mei 2011 - Dalam rangka pembukaan Printemps francais 2011, Centre Culturel Francais (CCF) Jakarta bekerjasama dengan Goethe-Institut Indonesien dan didukung oleh Majalah Dewi mempersembahkan: Pameran Seni Kontemporer DYSFASHIONAL #6 Jakarta. Bertempat di Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, Jakarta Pusat. Pembukaan dimulai pukul 17.00 wib, Sabtu 7 Mei 2011. Sementara Pameran dimulai dari 8 sampai 15 Mei 2011, tidak dipungut bayaran atau GRATIS, dan terbuka untuk umum, pukul 10.00 - 22.00 setiap harinya.














Sebelum acara pembukaan Printemps francais 2011, diadakan acara Konferensi Pers "DYFASHIONAL #6 Jakarta" di Ruang Seminar, Galeri Nasional Indonesia dengan pembicara antara lain:

Luca Marchetti & Emanuele Quinz, Kurator pameran
Inda C. Noerhadi, Kurator Galeri Nasional
David Tursz, Direktur CCF Jakarta
Frank Werner, Kepala Bagian Program Budaya Goethe-Institut Indonesien
Ni Luh Sekar, Pemimpin Redaksi Majalah Dewi
Seniman-seniman Indonesia

Setelah berkunjung ke Luxembourg (2007), Lausanne (2008), Paris (2009), Berlin dan Moskow (2010), Dysfashinal akan berkelana keluar Eropa untuk pertama kalinya, yaitu ke Jakarta untuk menqampilkan berbagai karya yang teelah diseleksi oleh kurator Luca Marchetti dan Emmanuele Quinz.

Meskipun berputar pada tema mode dan fesyen, namun Dysfashional tidak menampilkan busana. Terletak antara mode dan seni kontemporer, pameran dalam bentuk instalasi, video dan obyek ini bermain dengan segala bahan yang menjadikan mode sebuah petualangan estetis dan identitas. Dysfashioal melihat fashion dalam arti seluas-luasnya. Bukannya pameran pakaian dan gaya. Dysfashional mengeksplorasi berbagai bahan yang mengubah mode menjadi sebuah cara yang mewakili identitas dan pengalaman pribadi. Dysfashional menangkap dunia fashion dengan memeriksa pendekatan desainer dan seniman dari berbagai latar belakang dan mengajak kita pada sebuah perjalanan spektakuler.

Di Jakarta, untuk pertama kalinya Dysfashional akan menampilkan sebuah pameran dengan karya-karya yang merupakan gabungan dari bebeerapa desainer dan seniman besar seni kontemporer Eropa dan Indonesia: Bless, Hussein Chalayan, Davy Linggar, Deden Hendan Durahman, Amie Dicke, Dita Gambiro, Kiki Rizki + Erika Ernawan, Antonio Marras, Justin Morin + Billie Mertens, Oscar Lawalata, Ruangrupa, Raf Simons, Michael Sontag, Stella Rissa + Jay Subyakto dan Gaspard Yurkievich + Florence Doleac. Lima di antara karya seniman Indonesia dibuat khusus untuk Dyfashional #6 Jakarta.

"Dysfashilnal dirancang sebagai sebuah situs di mana pameran menjadi ruang eksperimen, sebuah tanah eksplorasi baik untuk seniman maupun pengunjung. Sebagai pameran fesyen yang tidak menunjukkan pakaian, Dysfashional menunjukkan bahwa fesyen melampaui obyek yang menjadikannya materi, fesyen adalah suatu sensibilitas yang tidak stabil".
Luca Marchetti & Emanuele Quinz, kurator

Majalah Dewi Mendukung Acara Pameran Seni Kontemporer DYSFASHIONAL #6 Jakarta
Berbudaya. Adalah sebuah kata kunci krusial yang menggoreskan karakter kuat majalah Dewi. Selama hampir 20 tahun, majalah Dewi tak sekedar mengedukasi perempuan Indonesia dengan diksi fashion, namun juga menghargai "the finest things in life". Kulturisasi beragam manifestasi budaya, dari atsitektur, sampai berbagai format seni, menjadi pilar-pilar ideologi.

Artinya, tidak hanya dengan nama-nama desainer, label dan karya terbarunya, majalah Dewi juga mengakrabkan telinga pembaca dengan nama dan hasil karya seni kontemporer. Karenanya, kami menyambut gembira dan mendukung sepenuhnya diadakan DYSFASHINAL #6 Jakarta, sebuah acara pameran seni kontemporer, yang sekaligus menyertakan substansi fashion di dalamnya.

Ketika fashion diintepretasikan dalam arti yang seluas-luasnya, maka fashion tidak melulu bicara baju. Akan menjadi seuah edukasi anyar bagi penikmat gaya hidup di belahan dunia mana pun, ketika Hussein Chalayan, Antonio Marras, Gaspard Yurkievich, Raf Simons, dan Michael Sontag, berbagi ideologi seni kontemporer, dan mengaktualisasikannya ke dalam sebuah karya. Sebuah pendekatan mutual antara ranah fashion dan seni, siap menyegarkan imaji. Melalui nama-nama besar seniman Eropa dan Indonesia yang khusus mendedikasikan karyanya untuk pergelaran ini, kami berharap wawasan masyarakat Indonesia akan terbedah seluas-luasnya.

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda