<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3221512431424559915\x26blogName\x3dInfoGaya+Harian\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-harian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com/\x26vt\x3d-2793316161249639392', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Sabtu, 06 Juni 2015

Film Natasha Dematra dan Film Terakhir Philip Seymour Hoffman Ramaikan Festival Film APIFA

InfoGaya Jakarta, 4 Juni 2015 - Film cerita panjang Tears of Ghost (TOG), karya sutradara muda Natasha Dematra, diluncurkan dalam acara pembukaan 2nd Asia Pacific International Filmmakers Festival & Awards (APIFA) yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta. Rencananya, film ini akan mulai debut di berbagai festival tingkat dunia pada akhir Juni 2015 nanti. TOG merupakan karya penyutradaraan kedua bagi Natasha, yang saat ini masih tercatat resmi sebagai pemegang rekor dunia sutradara perempuan termuda di dunia. Pencapaian tersebut diraihnya lewat film cerita panjang Mama, Aku Harus Pergi saat berusia 11 tahun 2 bulan, dan diakui oleh Museum Rekor Dunia MURI dan Royal World Records.

TOG sendiri merupakan film yang penuh tantangan bagi Natasha, dan butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikannya. Dalam film ini, selain sebagai pemeran utama, Natasha juga menjadi produser, sutradara, editor, penyanyi soundtrack dan penata musik. Menanggapi alasan mengapa dirinya harus merangkap banyak peran, gadis belasan tahun ini berkomentar bahwa lewat film ini, ia ingin menantang batas kemampuan dirinya; dan ia berkesimpulan bahwa keterbatasan hanya sebuah ilusi. Peraih belasan penghargaan internasional dalam bidang akting dan tarik suara ini seolah ingin membuktikan, bahwa apabila seseorang yakin dengan kemampuannya dan mau mencoba, segala sesuatu menjadi mungkin.

Lily Wahid, penasehat Dewan Kreatif Rakyat (DKR), yang merupakan pelaksana festival ini, menambahkan bahwa DKR sengaja memberi ruang seluas mungkin bagi karya anak-anak muda Indonesia seperti Natasha untuk dapat tampil dalam ajang-ajang seperti ini. Dalam penyelenggaraan festival ini juga, DKR bekerjasama dengan Kemenpora melatih ratusan pemuda Indonesia untuk menjadi sineas. Rangkaian pelatihan ini akan diadakan dari tanggal 8 sampai dengan 11 Juni 2015.

Dalam acara pembukaan festival ini juga diputar film One Armed Man, karya sutradara dan aktor Hollywood Tim Guinee. Film ini merupakan karya terakhir produser dan aktor legendaris peraih Oscar (Alm.) Philip Seymour Hoffman (Capote, Hunger Games, Mission Impossible 3, Doubt, The Ides of March, dll) sebagai produser. Penayangan One Armed Man merupakan tayang perdana film ini di wilayah Asia-Pasifik.

Menurut Dedeh Kurniasih, Sekjen DKR, film One Armed Man akan bersaing ketat dengan Battalion, salah satu film unggulan dari Rusia besutan sutradara Dmitry Meskhiev. Yang membuat film Battalion menarik adalah karena film ini diangkat dari kisah nyata tentang pembentukan pasukan tentara wanita, yang dikenal dengan istilah “Death Battalion”. Film ber-setting the Great War saat revolusi bulan Februari 1917 ini berkisah tentang Maria Bochkareva, pemimpin kavalier batalion St. George. Battalion mengambil benang merah tentang keberanian, ketahanan mental, dan semangat pantang menyerah para pahlawan wanita Rusia, yang telah memberi dampak signifikan bagi tentara Rusia. Film berdurasi 124 menit ini dapat disaksikan di Pusat Kebudayaan Rusia hari Rabu, tanggal 10 Juni, mulai pukul 17:00, dalam acara Special Screening and Coctail Party bersama para produser yang akan datang langsung dari Rusia. Acara ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

Film terbaik APIFA 2015 akan diumumkan tanggal 9 Juni di Wisma Kemenpora, dan rencananya akan diumumkan langsung oleh Menpora Imam Nahrawi. Dalam festival tahun ini, APIFA bekerjasama dengan World Film Awards (WFA), International Film Festival for Environment, Health, and Culture (IFFEHC), dan International Film Festival for Family, Public Service, Against Drug Abuse & Trafficking (IFFADAT). Para finalis dari berbagai belahan dunia akan langsung hadir dalam acara tersebut. Panitia acara telah menyiapkan akomodasi hotel dan konsumsi untuk 4 hari bagi para sineas tersebut. Sutradara dan penasehat DKR, Damien Dematra, berharap bahwa rangkaian kegiatan festival film ini akan makin mengangkat nama Indonesia di mata internasional, khususnya bidang industri kreatif, dan para sineas muda Indonesia dapat dengan penuh percaya diri bersaing dengan film-film terbaik mancanegara.

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda