Gerakan Nasional Cinta Museum
Sigi Wimala Dinobatkan Sebagai Duta Museum
Museum Nasional Jakarta, 1 Desember 2011 - Sebagai sebuah institusi yang terbuka untuk umum, museum sudah tumbuh dan berkembang sejak abad ke-18. Di London, Inggris (tahun 1759) The Birtish Museum merupakan museum nasional pertama yang terbuka untuk umum.
Sementara di Indonesia, pada tanggal 24 April 1778 pemerintah kolonial Hinda Belanda mendirikan Lembaga Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia beserta Museum dan Persputakaan di Batavia (Jakarta) dimana lembaga ini didirikan untuk kepentingan umum.
Meskipun keberadaan museum di Indonesia sudah ada sejak beberapa abad lalu namun terlihat belum banyak masyarakat yang telah memanfaatkan museum sebagai sarana edukasi dan pengenalan budaya Bangsa secara maksimal.
Menyimak pepatah popular yang disampaikan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno bahwa "Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghormati Jasa Pahlawannya", maka keberadaan museum sebagai pelestari nilai-nilai sejarah bangsa pun patut dikembangkan.
Sebagai bagian dari program Revitalisasi museum di Indonesia agar lebih nyaman, edukatif dan interaktif, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mencanangkan program Tahunan Kunjungan Museum dan Kampanye yang bertajuk 'Gerakan Nasional Cinta Museum' di penghujung tahun 2011 ini.
Mengenai pencanangan kampanye 'Gerakan Nasioanl Cinta Museum' ini, Direktur Permuseuman, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Intan Mardiana memaparkan tujuan yang ingin diraih, "Melalui sebuah program 'Tahun Kunjungan Museum' dan kampanye 'Gerakan Nasional Cinta Museum' kami berharap dapat membangun kembali image museum yang sesuai dengan pengertian ICOM yaitu Museum sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum; memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kenyamanan. Dengan demikian diharapkan dapat merubah pemikiran masyarakat terhadap museum".
Di Sisi lain, museum juga dianggap sebagai potret sekaligus jendela budaya dari suatu bangsa dimana manusia dapat melihat, mempelajari bahkan menerapkannya dalam kondisi dan era di jamannya.
Kondisi museum di Indonesia yang kurang menarik minat masyarakat berbalik dengan kondisi museum di negara lain dimana museum bukan hanya menjadi tempat rekreasi atau melakukan penelitian semata, tetapi sudah menjadi area publik dimana pengunjung dapat melakukan aktifitas lain termasuk aktifitas kreatif. Bagi mereka museum sudah menjadi sebuah media imajinasi yang dpaat membangun daya berfikir dalam kerangka reaktualisasi budaya yang kemudian menjadikan museum diminati.
"Berdasarkan pengamatan terhadap museum di beberapa negara lain tersebut, maka kami berkepentingan untuk merubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap museum melalui program Revitalisasi Museum yang ke depannya museum dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan bangsa, entertaining dan merangsang ide kreatifitas dengan suasana yang lebih nyaman dan bersahabat serta interaktif" jelas Intan lebih lanjut.
Sementara program Revitalisasi Museum sebagai langkah awal dalam rangka membangun kembali citra museum yang telah pudar. Dengan program ini diharapkan citra museum yang tadinya dianggap menakutkan, gelap dan suram akan berubah menjadi ruang publik yang nyaman dan dapat diminati baik dalam konteks museum sebagai media pendidikan, penelitian maupun enjoyment", ujar Direktur Sejarah dan Purbakala.
Demi menyelaraskan kampanye 'Gerakan Nasional Cinta Museum' di tahun 2011 ini, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sekaligus mengesahkan Duta Museum yang akan mengemban tugas untuk menyebarkan kesadaran cinta museum di masyarakat.
Setelah melalui proses seleksi, tim juri yang terdiri dari tenaga ahli dan perwakilan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia memutuskan Sigi Wimala sebagai Duta Museum untuk periode tahun 2011 ini.
"Saya sangat bangga dapat dipercaya menjadi Duta Museum oleh Direktorat Permuseuman, Direktorat jenderal Sejarah dan Purbakala Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Tentunya ini akan menjadi tugas mulia untuk menyebarkan ajakan berkunjung ke museum agar dapat meningkatkan wawasan dan kratifitas di masyarakat luas. Sebagai pecinta museum, saya tentunya sangat prihatin melihat kondisi museum Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai sejarah yang luar biasa, tidak termanfaatkan oleh masyarakat. Dengan adanya program Revitalisasi Museum yang tengah gencar dijalankan ini tentunya akan mendongkrak citra museum menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi", terang Sigi Wimala antusias.
Terpilihnya Sigi Wimala tentunya bukan tanpa proses penyeleksian. Dari sekitar 6 kandidat public figure yang masuk, tim juri yang terdiri dari Direktur Permuseuman, Dra. Intan Mardiana, M.Hum. beserta tiga pakar permuseuman yaitu Prof. DR. Agus Aris Munandar, Depatemen Arkeologi FIB UI; DR. Irmayanti Meliono, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dan DR. Madalia Alfian telah memberikan tes kuisioner dan tes wawancara kepada seluruh kandidat.
Baik tes kuisioner maupun wawancara, benar-benar berisikan materi seputar museum yang berbobot yang diberikan oleh ketiga pakar permuseuman Indonesia. Tidak mudah untuk lolos seleksi karena membutuhkan minimal pengetahuan dan wawasan serta ketertarikan terhadap museum hingga akhirnya tim juri memutuskan Sigi Wimala lah yang terpilih sebagai Duta Museum.
Seputar proses penyeleksian Duta Museum, ketua dewan juri, Prof. Agus Aris Munandar mengutarakan bahwa demi menampilkan sosok yang mewakili museum tidak hyanya menarik daloam hal penampilan semata tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup tinggi tentang museum.
Seperti diutarakan Prof. Agus Aris Munandar, "Sebagai tim juri tentunya kami mengemban tugas yang cukup berat untuk mencari sosok public figure menjadi Duta Museum. Dengan misi untuk membangun citra museum agar lebih menarik dan diminati, tentunya Duta Museum menjadi corong museum untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas. Baik untuk menginformasikan seputar koleksi nilai-nilai sejarah Bangsa yang dimiliki dan kegiatan maupun program rutin museum, Duta Museum juga harus pintar mengajak masyarakat berkunjung ke museum karena di museum lah segala informasi tersedia yang dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Bangsa Indonesia tercinta".
Ke depannya, Duta Museum segera menjalankan tugasnya untuk menyebarkan kepedulian dan kesadaran untuk cinta museum. Agenda terdekat yang akan dijalani Sigi Wimala adalah sebagai bintang tamu pada kegiatan Workshop yang akan diadakan di Bandung (bertempat di Museum Sri Badug) tanggal 7 Desember 2011 dan di Bali (bertempat di Museum Arman) tanggal 13 Desember 2011.
Pemilihan Duta Museum
Di berbagai negara Museum merupakan salah satu lembaga yang diminati untuk dikunjungi, museum bukan hanya menjadi tempat rekreasi atau melakukan penelitian, tatapi juga menjadi area publik dimana orang dapat melakukan berbagai aktivitas termasuk berkreativitas. Museum telah menjadi sebuah media imajinasi yang dapat membangun daya berfikir dalam kerangka reaktualisasi budaya yang diminati oleh masyarakatnya.
Museum di Indonesia harus mengacu kepada 3 pilar permuseuman, yaitu 1) mencerdaskan kehidupan bangsa: 2) membentuk kepribadian bangsa; dan 3) memperkokoh ketahanan nasional dan wawasan nusantara.
Program Revitalisasi Museum yang telah dimulai sejak 2010, menitikberatkan pada pembangunan fisik museum serta SDM di dalamnya. Revitalisasi museum sebagai langkah awal dalam rangka membangun kembali citra museum yang masih kurang informatif. Dengan Revitalisasi Museum diharapkan, museum-museum yang kurang memenuhi harapan masyarakat akan berubah menjadi ruang publik yang diminati sebagai media pendidikan, penelitian maupun rekreasi yang nyaman.
Salah satu aktivitas yang dilakukan dalam GNCM di tahun 2011 ini adalah Pemilihan Duta Museum yang bertujuan menjadi komunikator permuseuman Indonesia bagi khalayak. Seorang Duta Museum yang dipilih harus mampu menjadi acuan masyarakat jika membincangkan tentang permuseuman, harus luwes, lugas, mempunyai wawasan tentang museum dan kebudayaan Indonesia, serta mampu menjadi juru bicara permuseuman Indonesia.
Duta Museum harus mampu memberikan informasi dan sekaligus meningkatkan pencitraan baru tentag museum kepada masyarakat. jadi seorang Duta Museum diharapkan dapat mengungkapkan secara baik dan menarik tentang museum kepada bangsanya.
Proses pemilihan Duta Museum dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tentang permuseuman kepada kalangan publik figur, seperti artis dan tokoh-tokoh masyarakat. Hasil dari penilaian kuesioner terpilih 5 (lima) orang publik figur yang memenuhi kriteria Duta Museum.
Dari 5 (lima) orang tersebut selanjutnya dilakukan penjurian oleh ahli museum dan akademisi. Akhirnya terpilih Sigi Wimala, seorang model, model iklan, bintang film, fotographer dan sutradara, menjadi Duta Museum.
Duta Museum tersebut akan dikontrak oleh Direktorat Permuseuman selama 1 (satu) tahun dan akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang berkaintan dengan permuseuman.
Label: duta museum, museum, sigi wimala
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda