<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/3221512431424559915?origin\x3dhttp://infogaya-harian.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 19 Desember 2011

Kelezatan Dan Kesegaran Buah Northwest Pacific

Dharmawangsa Hotel Jakarta, 7 Desember 2011 - Wilayah yang membentang sepanjang Northwest Pacfic, seperti negara bagian Washington dan Oregon di Amerika, dikenal dengan hasil pertanian hortikulturanya yang berkualitas tinggi. Konsumen Indonesia sudah mengenal buah-buah-an dari wilayah ini, terutama untuk jenis-jenis buah apel, buah pir, dan buah cherry, lebih dari 20 tahun lamanya.


Wilayah Northwest Pacific kaya dengan kesuburan tanah, iklim yang bervariasi, polusi yang sangat rendah, dan pegunungan es yang membujur sepanjang wilayah. Dimusim panas glacier dari pegunungan es ini mencair dan menjadi sumber air yang sangat murni dan penting bagi pengairan. Glacier yang mencair ini juga menciptakan sejumlah danau, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Sehingga wilayah Washingotn misalnya dikenal sebagai Negara bagian dengan 1.000 danau.


3 koperasi petani Amerika, Washington Apple commission, Northwest Cherry, dan USA Pears, menggalang sebuah promosi edukasi, untuk memotivasi konsumen dan praktisi kuliner untuk memberdayakan dan memprtinggi konsumsi buah segar dalam diet masyarakat Indonesia sehari-hari.

Gaya hidup kota-kota besar dengan ritme kehidupan yang semakin kompetitif, dan tingkat polusi yang semakin tinggi, menciptakan serangan-serangan baru yang mengancam kesehatan kita bersama. Pemberdayaan diet yang sehat dengan lebih banyak sayur dan buah segar, merupakan salah satu solusi yang bisa memperbaiki hidup kita.


Dengan dasar tujuan diatas, Chef selebriti Vindex Tengker dan Haryanto Makmoer, akan mengadakan sejumlah peragaan dan demo, di kota-kota Jakarta, Bandung, Djogjakarta, dan Bali, untuk mempromosikan kreasi inovatif baru baik untuk masakan dan kue dengan menggunakan aneka buah apel, buah pir dan buah cherry. Acare ini akan digelar muali Desember 2011 hingga Agustus 2012.


Profil Singkat
Pria kelahiran Jakarta 24 November 1968 yang bernama lengkap Vindex Valentino Tengker ini memulai karir nya sebagai chef sejak tahun 1989. Berbagai pengalaman sudah didapatkan dari berbagai negara dan hotel berbintang, diantaranya Hotel Amandari, Bali Dynasty, Dubai, Mallorca, Hotel Four Seasons, Los Angeles, Bali dan jakarta. Beliau ini adalah President Assosiasi Culinary Professional Indonesia yang juga menjabat sebagai Chef Eksekutif di Hotel Four Seasons, Jakarta.

Update terbaru, Chef Vindex sudah bekerja di Dharmawangsa Hotel.
Walau Chef asal Manado ini lahir di Jakarta, beliau lebih merasa Bali adalah rumahnya. "Bali lebih baik, untuk pekerjaan juga bagus, disana tidak macet dan kita bisa tahu durasi yang dibutuhkan untuk menuju suatu tempat, tidak sperti Jakarta, sulit diprediksi. Apabila mengemudi 30 menit, kadang bisa membutuhkan 2 jam. Hal ini membuat frustasi", katanya. Chef Vindex punya impian untuk pensiun di Bali, tapi sekarang ini beliau masih ingin terus bekerja di berbagai hotel di Asia. "Mungkin saya akan membuka sebuah restoran dengan masakan rumahan"

Perjalanan Karir
Chef Vindex tertarik dengan memasak karena sejak kecil b eliau suka membantu neneknya memasak.
Apalagi beliau suka makanan apa aja. Menurut Chef Vindex, memasak itu adalah bakat karena ada orang yang suka masak tapi selalu gagal.
Setelah lulus dari LPIP (Lembaga Pendidikan dan Latihan Industri Pariwisata yang sekarang namanya APJ (Akademi Pariwisata Jakarta), beliau bekerja sebagai chef di berbagai hotel internasional.
Setahun bekerja di Hotel Amandari, Chef Vindex pindah ke Bali Dynasty. lalu setahun kemudian beliau berhenti dan pindah ke Spanyol karena mendapat tawaran kerja di sebuah restoran Indonesia di Mallorca, Spanyol.

Pada Wine and Cheese Expo 2010, Chef Vindex hadir sebagi Master Of Asian Fusion Recipes.



Haryanto Makmoer yang lahir di Surabaya, 24 Maret 1960 ini lulus dari Akademi Pariwisata Trisakti tahun 1986. Selanjutnya pendidikan informal di bidang tata boga banyak diikutinya, baik di dalam maupun di luar negeri, diantaranya di Bangkok dan Paris. haryanto Makmoer amat sering mengisi acara demo masak di tabloid Nova baik di Jakarta maupun luar Jakarta; mengisi acara demo masak bersama ibu Tuti Soenardi di SCTV dan TPI sebanyak + 50 episode. Selain itu beliau juga sering mengisi artikel di beberapa media misalnya Tabloid Nova dan majalah Selera, dan mengajar di klub Nova. Sejak tahun 1992 hingga saat ini, beliau sebagai technical Service Manager di salah satu produsen penyplai bahan baku untuk keperluan bakery, telah secara rutin memberikan pelatihan ketrampilan membut roti di bakery-bakery di seluruh Indonesia.

Awalnya, menjadi seorang baker bukanlah cita-cita seorang Haryanto. "Saya bermimpi untuk bepergian ke luar kota saja tidak pernah. Apalagi bisa ke luar negeri. Sekarang saya bidsa bepergian ke pelosok nusantara, bahkan bisa ke luar negeri," kenangnya. Sejak kecil ia memang sudah menyenangi kegiatan keterampilan memasuk yang sering dilakukannya bersama sang ibu saat masih remaja di kota Surabaya. "Sama sekali tidak pernah kepiliran melanjutkan pendidikan ke bidang pariwisata bahkan ke arah F&B. Semuanya mengalir begitu saja. Saya cuma kepikiran dengan kata-kata seorang kakak sepupu yang berderita bahwa seroang luslusan SMA di Jakarta hanya jadi tukang sapu saja," ujarnya sambil tersenyum. Tak ingin menjadi sekedar lulusan SMA, Haryaonto memutuskan hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Pilihannya hanya tertuju kepada Akademi Pariwisata Trisakti (sekarang dikenal sebagai Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Red).

Sejalan dengan waktu, Haryanto menjadi jatuh cinta dengan ilmu yang ia pelajari, "Saat teman-teman lain pulang dan gaul, saya malah memilih membantu dosen untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk praktek keesokkan hari," ujar pria penyika makanan Korea dan jepang ini. Namun ketekunannya membawa hasil, setelah lulus ia pun melamar menjadi asisten dosen. Hingga akhirnya sang dosen, Sisca Soewitomo menawarkan pekerjaan lain yang dianggap lebih prestise.

Berani meninggalkan comfort zone, Haryanto menjajal kemampuannya bergabung dengan LKI (Lembaga Kuliner Indonesia) dan berkenalan dengan Hiang Marahimin, Toeti Soenardi dan William Wongso.

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda